"People With Passion Can Change The World"! Steve Jobs Said ( Co-Founder Apple )

Senin, 08 Oktober 2018

"Tugas Kuliah Imunologi Makalah Vaksin dalam Mencegah Penyakit Infeksi dan Kanker


IMUNOLOGI
VAKSIN DALAM MENCEGAH PENYAKIT INFEKSI DAN KANKER





Makalah ini di presentasikan pada perkuliahan Imunologi jurusan Pendidikan Biologi tahun ajaran 2017/2018.




Disusun oleh:
                                   
Siti Khumairah F.
20500115049




JURUSAN PENDIDIKANBIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah mata kuliah Imunologi yang berjudul “Vaksin dalam mencegah penyakit Infeksi dan Kanker” ini dapat  di selesaikan, sesuai dengan tuntunan mata kuliah.
Makalah ini membahas tentang infeksi, kanker dan vaksin dalam mencegah infeksi penyakit dan kanker.
Saya menyadari, bahwa makalah ini masih jauh  dari kesempurnaan baik materi, maupun bahasanya. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang  membangun untuk perbaikan makalah ini, semoga  makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua  pihak yang menjadikan makalah ini sebagai bahan  literatur dan acuan untuk dapat mengimplementasikannya.

                                                                                Samata-Gowa, 4 Desember 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penggunaan istilah Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”.Vaksin cacar tidak dapat dipisahkandari Edward Jenner (1749-1823).Jenner menyusun tulisan ilmiahnya tentang kekebalanterhadap cacar pada manusia yang pernah tertular cacar sapi. Ia juga melakukan surveinasional yang mendukung teorinya. Sesudah penemuan Jenner diuji coba dandikonfirmasi banyak ilmuwan vaksinasi cacar mulai meluas di London untuk kemudianmenyebar di Inggris, seluruh Eropa, dan dunia. Pasteur (1885) memperkenalkan cara penanggulangan penyakit akibat gigitan tersangka rabies dengan menggunakan caravaksinasi menggunakan vaksin anti rabies (VAR). Seperti halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek samping. Namun keputusan untuk tidak memberi vaksin jugalebih berisiko untuk terjadinya penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit pada oranglain.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasilhasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan selsel degeneratif (kanker).
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.
  
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan infeksi penyakit?
2.      Apa yang dimaksud dengan kanker?
3.      Bagaimana vaksin dalam mencegah infeksi penyakit dan kanker?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui dengan infeksi penyakit.
2.      Untuk mengetahui dengan kanker.
3.      Untuk mengetahui vaksin dalam mencegah infeksi penyakit dan kanker.



 


BAB II
PEMBAHASAN

A.Infeksi
Penyakit infeksi bagi sebagian besar manusia diberbagai belahan bumi merupakan kemalangan yang menyebabkan orang pergi ke fasilitas kesehatan serta penyebab kematian tertinggi akibat penyakit. Secara definisi infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme(agen) didalam tubuh pejamu (host), sedangkan penyakit infeksi merupakan manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan atau fungsi bila reaksi radang/imun pejamu terpanggil.[1]
Pejamu memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh tubuh jaringan dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. benteng pertama di perankan oleh kulit yang utuh, membrane mukosa permukaan dan secret yang diproduksi,contohny lisozym air mata merusak peptoglikon dinding bakteri. masuknya agen infeksi dapat terjadi melalui peristiw sebagai berikut :
1. Kontak secara langsung. Misalnya penyakit kelamin
2. Kontaminasi dengan luka
3. Inokulasi
4. Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi
5. Menghirup debu[2]
            Hasil akhir suatu infeksi merupakan kompromi 2 faktor yang bertolah belakang :
1. Kemampuan agen, yang diperankan oleh ujud spesifik, mengatasi pertahanan pejamu
2. Kemampuan pejamu melawan infeksi ataujawaban pejamu terhadap agen[3]
            Kedua factor tersebut dipengaruhi oleh banyak hal yang mempengaruhi hasil agen maupun pejamu. Keterkaitan spesifik atntara mikroorganisme dengan timbulnya penyakit dikemukakan di dalam postulasi kochsebagai berikut : 1) oragnisme biasanya ditemukan pada lesi penyakit; 2) organisme dapat diisolasi sebagai koloni tunggal; 3)inokulasi koloni kultur organisme menimbulkan penyakit pada binatang percobaan; 4) oragnisme dapat ditemukan pada lesi penyakit pada binatang percobaan.

1.      Klasifikasi Agen Infeksi
            Agen penyebab infeksi,ukuran besarnya bervariasi mulai dari 20 nm (virus polio) smpai 10-m (cacing pita Taenia saginata), dan diklasifikasikan sesuai sifat agen itu sendiri.
1.      Bangunan (struktur) : mengelompokkan agen infeks kedalam bangunan yang sederhana (virus) sampai yang majemuk (protozoa). Lebih lanjut dapat dikelompokkan pada komponen yang lebih rinci seperti virus dna atau rna , bakteri kokus atau batang
2.      Patogenesitas : kemampuan menimbulkan penyakit. Dikelompokkan pada derajat pathogen rendah dan tingi (virulensi). Kemampuan agen masuk dan berkembang di pejamu disebut infektifitas.
3.      Letak penggandaan : berdasar atas kemampuan menggandakan baik di dalam maupun di luar sel
Kerusakan jaringan pada infeksi.
1.      Kerusakan yang diinduksi gen
2.      Reaksi radang pejamu
3.      Reaksi imun pejamu
            Kerusakan langsung jaringan yang diakibatkan oleh agen infeksi merupakan factor terpenting terjadinya perubahan patologik, perluasan keruakan langsung tersebut berkaitan dengan virulensi agen. Sebagai contoh ialah kerusakan jaringan yang luas oleh yersinia pestis (penyebab pes). Perubahan patologik kerusakan langsung jaringan akibat infeksi bergantung pada sifat gen.

2. Organisme Intrasel Obligat
a. Nekrosis sel
            Nekrosis akan terjadi bila penggandaan agen di dalam sel disertai perubahan yang menghentikan fungsi sel. Perubahan patologik ini berhubungan erat dengan afinitas agen terhadap sel tertentu sehingga dapat dijumpai
-          Infeksi satu jenis agen dapat terjadi pada beberapa jenis sel namun kerusakan hanya terjadi pada satu jenis sel tertentu, contoh : poliomyelitis.
-          Beberapa jenis agen dapat merusak terutama satu jenis sel tertentu, contoh : hepatitis.
pada fase nekrosis akut kematian dapat terjadi, misalnya pada ensefalitis dan miokarditis. Penyembuhan terjadi bila reaksi imun pejamu cukup efektif sehingga dapat menetralisasi agen. Pada beberapa infeksi nekrosis sel berlangsung lambat dan untuk waktu yang lama, hal ini terjadi misalnya infeksi virus persisten pada hepatitis.[4]
b.  Pembengkakan Sel
            Jelas yang sifatnya sublethal dapat menimbulkan berbagai jenis degenrasi. Pembengkakan sel merupakan perubahan yangtersering dijumpai, seperti terlihat pada sel hati yang mampu bertahan hidup saat terjadinya hepatitis vius akut
c. Pembentukan inclusion body
            Terkadang terbentuk pada saat replikasi virus dengan chlamydia didalam sel. Tampak pada cahaya dan merupakan bukti dasar terjadinya infeksi organisme intrasel obligat, terbentuk oleh partikel virus yang terkait atau sisa sintesis asam nukleat. jisim ini terdapat baik di inti maupun sitoplasma dan merupakan alat bantu untuk menegakkan diagnosis infeksi vius secara histologic pada jaringan
d. Pembentukan sel datia
Pembentukan sel datia berinti banyak terjadi pada beberapa infeksi virus. Virus measles (campak)b dapat membentuk sel datia berinti 20-200. Sel datia ini dapat terlihat di berbagai jaringan, namun pada infeksi virus measles tersering terlihat di paru dan jaringan limfoid. Virus harpes simplex dan zoster membentuk sel datia di sel epitel skuamosa.
e. Infkesi virus laten
            Beberapa  virus berada di sel infeksi untuk jangka waktu lama bahkan seumur hidup pejamu. Namun, reaktivitasi infeksi laten dapat terjadi sewaktu-waktu.
1)      Reaktivitasi. Virus harpes simplex dan varicella zoster cenderung menetap di ganglia sensoris sejak awal infeksi. Oleh beberapa sebab (stress,trauma,imunodefisiensi) reaktivasi dapat timbul. Pada keaadaan ini virus migrasi melalui saraf menuju kulit atau mukosa mengakibatkan nekrosis sel dan terjadi vesikel dan erosi (herpes simple tipe I)
2)      Onkogenesis. Beberapa vius diduga sebagai penyebab timbulnya neoplasma pada binatang (virus sarcoma, virus tumor kelenjar susu) dan manusia. Virus Epstein-Bar  dikaitkan dengan timbulnya limfoma burkitt dan karsinoma nasofaring.

4.      Organisme intrasel fakulatif
            Organisme ini seperti mycobacterium dan fungsi sering menyebabkan kerusakan jaringan dan tidak diragukan memiliki mekanisme yang mampu mengakibatkan kerusakan sel. Mekanisme tersebut belum sepenuhnya diketahui. Kebanyakan pengaruh organisme ini terhadap jaringan menggambarkan peradangan (granulomatosa), reaksi imun (nekrosis kaseosa akibat hipersensitivitas lambat) dan fibrosis yang merupakan proses penyembuhan.
5.      Organisme ekstrasel
            kerusakan sel yang disebabkan oleh organisme ini terjadi karena beberapa mekanisme :
1. Pelepsan enzim yang bekerja local
            Beberapa organisme virulen, pada saat penggandaan menghasilkan banyak macam enzim yang terlepas dan masuk ke jaringan. Enzi mini akan merusak berbagai molekul yang bersifat sebagai substratnya. Perubahan patologik akibat infeksi organisme ini tidak seluruhnya dapat diketahui enzim penyebabnya. Dipihak lain informasi penelitian organisme in vitro dapat dipkai untuk menerangkan perubahan yang terjadi di jaringan.
2. Menghasilkan vaskulitis local
            beberapa organisme, misalnya Bacillus anthracis dapat menyebabkan thrombosis pembuluh kecil local menghasilkan iskemia dan nekrosis.
3. menghasilkan toksin yang bekerja jauh dari tempat infeksi toksin yang menghasilkan terbawa sirkulasi dan merusak sel yang jauh dari tempat infeksi.[5]

B. Kanker
1.      Pertumbuhan kanker
            Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal. (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama)yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal danmenekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit yang menular. Istilah umor tidak sama dengan kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal. Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas. sedangkan kanker adalah tumor yang sangat ganas.
            Ada tiga langkah perkembangan kanker, yaitu inisiasi, promosi, dan progresi. Inisiasi atau tahap awal yang dimulai dengan sel-sel yang normal mengadakankontak dengan karsinogen, yaitu zat-zat yang dapat menyebabkan kanker. Karsinoge yang meliputi radiasi, bahan kimia, obat dan virus yang menyebabkan kerusakan genetic yang ireversibel dan proses ini deisebut dengan mutasi dan perubahan. Promosi atau tahap kedua yang dapatberlangsung beberapa tahun, termasuk dalam fakor-faktor promosi yang merokok, penyalahgunaan alcohol dan komponen makanan yang terus-menerus mempengaruhi sel-sel [6]yang sudah mengadakan mutasi atau perubahan. Faktor-faktor promotor ini menambah perubahan struktur sel, sehingga kecepatan mutasi spontan juga bertambah. Selain itu, jumlah sel yang tidak normal juga meningkat. Pada tahap akhir yaitu Progresir terjadi perumbuhan yang tidak terkendali dari tumor maligna yang dapat bermestastatis. 

2.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kanker
1)      Faktor Resiko Umum Kanker
Factor resiko adalah hal yang membuat seseorang memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan suatu penyakit. Beberapa factor resiko ada yang bisa diubah dan tidak. Factor resiko umum kamker meliputi usia.jenis kelamin, riwayat kanker dalam keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Seseorang yang mempunyai factor resiko, tidak berarti orang tersebut pasti akan menderita kanker, hanya daja terdapat peningkatan kemungkinan terkena kanker.
Beberapa factor utama kanker yaitu:
a.       Usia : semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat resiko terjadinya kanker.
Umumnya kanker mulai muncul setelah berusia 65 tahun. Namun anak-anak juga dapat menderita kanker.
b.      Tembakau : menggunakan produk tembakau, termasuk merokok, meningkatkan resiko kanker pada umumnya. Berhenti merokok (walau pada orang yang sudah merokok selama beberapa tahun)akan menurunkan resiko kanker di banding orang yang terus merokok.
c.       Sinar matahari :tadiasi ultraviolet menyebabkan kerusakan kulit yang dapat menungkatkan resiko terkena kanker kulit.sinar matahari disaat tidak terik sangat baik untuk mbentuk vitain D, namun disaa terik, pajaan ulteraviolet bersifat merugikan. Dianjurkan untuk menghindari pajanan sinar matahari di saat terik dan menggunakan proteksi (missal pakaian tertutup atau sunblock)
d.      Radiasi pengion : jenis radiasi ini adalah radioaktif dari lingkungan, gas radon, sinar rongen. Prosedur medis yang menggunakan sinar radiasi adalah rotgen dan radioterapi.  Resiko kanker dari sinar rotgen / sinar-x dosis rendah, sangat kecil. Radiasi dari radioterapi lebih besa. Namun begitu, dokter telah mempertimbangkan bahwa keuntungan menggunakan sinar radiasi tentu melebihi resikonya.
e.       Zat kimia : orang dengan pekerjaan tertentu dapat mengalami peningkatan resiko kanker  , misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan cat, bekerja konstruksi yang menggunakan zat kimia (missal abes, benzene, cadmium, atau vinil klorida). Untuk mengurangi pajanan, harus diperhatikan prinsip keselamatan kerja yang menggunakan alat pelindung diri yang memadai.
f.       Hormon : hormone ekstrogen dapat meningkatkan resiko kanker payudara
g.      Riwayat kanker dalam keluarga :
1.      Alcohol. konsumsi alcohol selama 2 gelas atau lebih perhari dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker mulut, kerongkongan, hati, dan payudara. Resiko kanker tersebut akan meningkat lagi apabila disertai merokok.
2.      Pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan berat badan berlebih. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pola makan tinggi lemak meningkatkan terjadinya resiko terjadinya kanker payudara. Kurang aktifitas fisik dan berat badan berlebih meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, usus besar, tenggorokan ginjal, dan rahim.
h.      Virus dan bakteri : telah didefinisikan sebagi penyebab kanker pada kelinci, tikus, dan kodok. Kanker serviks dapat disebabkan oleh virus yang masuk kedalam serviks ketika koitus. Virus ini adalah kelompok herpes, Herpesvirus bominis  (HV-II) dan lazim pada perempuan dengan dysplasia servis uteri. Adapun contoh-contoh virus yang menimbumbul penyakit antara lain :
1.      Human papilomavirus (HPV)) : mwrupakan peenyebab utama kanker mulut rahim,dan juga merupakan factor untuk kanker lainnya.
2.      Virus Hepatitis B dan C : dapat menyebabkan kanker hati beberapa tahun setelah terinfeksi virus ini.
3.      T-Cell Leukemia/Lymphoma Virus :orang yang terinfeksi virus ini akan meningkatkan resiko terkena limfoma atau leukemia (keganasan darah)
4.      Human Immunodeficieency Virus (HIV) : infeksi HIV menyebabkan penyakit AIDS. Orang yang terinfeksi HVI memiliki resiko tinggi kanker tertentu, misalnya limfoma yang lebih jarang, sarcoma Kaposi
5.      Eipstein-Barr virus 8 (HHV8) : infeksi virus ini meningkatkan resiko terjadinya sarcoma Kaposi.[7]
6.      Helicobacter pylor : infeksi bakteri ini menyebabkan luka di lambung dan dapat meningkatkan resiko terkena kanker lambung dan limfoma di sekitar lambung.

3.      Beberapa  factor resiko utama untuk kanker tertentu :
a.       Kanker paru, mulut, tenggorokan, kandung kemih, ginjal, mulut rahim, dan pangkreas : merokok menggunakan produk tembakau (termasuk mengunyah tembakau ). Merokok itu sendiri menyebabkan sepertinya kematian karena kanker.
b.      Kanker kulit : pajanan terdapat sinar matahari yang menyengat (pada saat teknik)tanpa proteksi.
c.       Kanker payudara : usia (resiko kanker semakin meningkat : usia (resiko kanker semakin meningkat dengan bertambahnya usia )perubahan kadar hormone sepanjang hidup, seperti usia menstrubasi yang lebih muda, banyaknya kehamilan, dan usia saat menopause, kegemukan, dan aktivitas fisik.
d.      Kanker prostat : usia lanjut, ras (Amerika-Afrika ) diet tinggi lemak, dan juga riwayat kanker prostat pada ayah atau saudara laki-lakinya.
4.      Faktor Khusus Penyebab Kanker
a.       Factor genetik
Gen kacau dapat diwariskan oleh orang tua kepada anak-anaknya melalui transmisi autosom resesif atau autosom dominan. Jika kedua orang tua memiliki gen yang abnormal, semua gen abnormal yang diwariskan kepada keturunan mereka akan menjadi malignan, dan jenis gen ini akan diwariskan kepada keturunan berikutnay (resesif autosom).
b.      Factor Hormonal
Kaitan hormone-hormon tertentu dengan perkembangan kanker tententu telah terbukti. Hormone bukanlah karsinogen,tetapi dapat mempengaruhi karinogenesis. Hormone dapat mengendaliakan atau dapat menambah pertumbuhan kanker.
c.       Factor Imunologis
Kegagalan mekanisme imun dapat mempredisposisi seseorang untuk mendapat kanker tertentu. Sel-sel yang mengalami perubahan (berasumsi) berbeda secara antigenis dan sel-sel yang normal dan harus dikenal  oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahkannya.
d.      Factor Obat-obatan
The international Agency for Research un Canecer telah mengidentifikasi sejumlah yang mempunyai efekarsinogenik (potensial) pada manusia, antara lain:
1.      Zat-zat siyotoksik  
2.      Obat-obat imunosupresif
3.      Estrogen
4.      Kontrasepsi oral
5.      Steroid androgenic anabolic
6.      Metokasalem
7.      Analgesic yang mengandung fanasetin

C.      Vaksin dalam pencegahan penyakit infeksi dan kanker
1.      Vaksin HPV
Vaksin HPV dapat mencegah infeksi dari beberapa tipe HPV yang berhubungan dengan kanker serviks, kutil kelamin, dan kanker lainnya. WHO merekomendasikan wanita muda melakukan vaksin HPV. Vaksinasi ini juga efektif diberikan kepada laki-laki untuk melindungi pasangan mereka dari infeksi HPV. Selain itu juga bermanfaat untuk melindungi mereka sendiri dari penyakit menular seksual (PMS) dan kanker lain yang mungkin disebabkan oleh HPV.
Vaksin HPV bekerja seperti imunisasi lain dalam melawan infeksi virus. Vaksin HPV menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi. Antibodi ini akan bekerja jika di masa yang akan datang HPV masuk ke dalam tubuh, antibodi tsb akan berikatan dengan virus dan mencegahnya menginfeksi sel.
Vaksin yang ada sekarang dibuat berdasarkan partikel yang mirip dengan virus (virus-like particles atau VLP) yang dibentuk dari komponen permukaan HPV. VLP tidak dapat menularkan atau menyebabkan penyakit seperti halnya HPV karena tidak memiliki DNA virus. Namun mereka seperti virus yang asli dan antibodi yang melawan VLP juga bekerja melawan virus yang sebenarnya.[8]
Meskipun vaksin HPV dapat membantu mencegah infeksi HPV masa depan, vaksin ini tidak bisa membantu menghilangkan infeksi HPV yang ada. Artinya vaksin hanya berfungsi untuk mencegah terjadinya kanker serviks bukan untuk mengobati
a.      Vaksin HPV Gardasil
Vaksin Gardasil yaitu vaksin yang diproduksi oleh Merck & Co. Inc. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi terhadap empat jenis tipe HPV yaitu 6, 11, 16, dan 18. Gardasil diberikan melalui rangkaian tiga suntikan ke dalam jaringan otot selama 6 bulan.
Pada anak perempuan dan wanita muda berumur 9-26 tahun, Gardasil membantu melindungi dari 2 tipe HPV yang menyebabkan 70% kasus kanker serviks, 70% kanker vagina, dan hampir 50% kanker vulva. Pada wanita dan pria berusia 9-26 tahun, membantu melindungi dari 80% kasus kanker anal dan 90% kutil pada kemaluan.
Pada Desember 2014, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menerima registrasi vaksin Gardasil 9 untuk perlindungan perempuan berusia 9-26 tahun dan laki-laki berusia 9-15 tahun dari 9 tipe HPV. Gardasil 9 memberi perlindungan dari 4 tipe HPV dari Gardasil generasi pertama (HPV-6, HPV-11, HPV-16, and HPV-18) dan ditambah 5 tipe HPV lainnya yang menyebabkan 20% kanker serviks (HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, and HPV-58).
b.      Vaksin HPV Cervarix
Vaksin Cervarix adalah vaksin yang diproduksi oleh Glaxosmithkline (GSK). Sering juga disebut bivalen vaksin karena target vaksin hanya dua jenis HPV yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini juga diberikan dalam tiga dosis selama 6 bulan. Cervarix diberikan pada perempuan usia 9 – 25 tahun.
2.      Live attenuated vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulangulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
a.       Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen
b.      Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda
c.       Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.
d.      Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
e.       Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
f.       Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%
g.      Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan
Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
3.      Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :
a.       Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen
b.       Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
c.        Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
d.       Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
e.        Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
f.        Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal,  vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.[9]
4.      Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus.
5.  Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
6. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
7. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
8. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam athoge sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.
Selain itu athog plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang athogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.[10]




              BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme(agen) didalam tubuh pejamu (host), sedangkan penyakit infeksi merupakan manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan atau fungsi bila reaksi radang/imun pejamu terpanggil. Pejamu memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh tubuh jaringan dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. benteng pertama di perankan oleh kulit yang utuh, membrane mukosa permukaan dan secret yang diproduksi,contohny lisozym air mata merusak peptoglikon dinding bakteri
2.      Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal. (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama)yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal danmenekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit yang menular. Istilah umor tidak sama dengan kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal. Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas. sedangkan kanker adalah tumor yang sangat ganas.
3.      Ada beberapa vaksin dalam mencegah penyakit infeksi dan kanker, seperti vaksin HPV, Live attenuated vaccine, Inactivated vaccine (Killed vaccine), vaksin toksoid, Vaksin Acellular dan Subunit, vaksin idiotipe, vaksin rekombinan, dan Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)

B.     Saran
Setelah memahami mengenai penyakit infeksi, kanker dan vaksin dalam mencegah penyakit dan kanker, sebaiknya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan dan dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat menggunakan jurnal terbaru dan referensi yang lebih terpercaya hingga data yang didapatkan lebih jelas dan akurat

DAFTAR REFERENSI

Dewi, Prima dan Hasdianah. 2014. Imunologi dan Teknik Biologi Molekular. Yogyakarta:
        Nuha  Medika.
Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto.
Handayani, Gemy Nastity. Farmakologi Lanjutan. Makassar: UIN Press.




[1] Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Hal.107
[2] Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Hal.109
[3]Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Hal. 108
[4] Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Hal.108-109
[5] Endarjo, Sutjahyo. 2001. Patologi I ( Umum) Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Hal.111

[6] Handayani, Gemy Nastity. Farmakologi Lanjutan. Makassar: UIN Press.Hal.165-167

[7] Handayani, Gemy Nastity. Farmakologi Lanjutan. Makassar: UIN Press. Hal.170

[8] Dewi, Prima dan Hasdianah. 2014. Imunologi dan Teknik Biologi Molekular. Yogyakarta:
                      Nuha  Medika.Hal.109
[9] Dewi, Prima dan Hasdianah. 2014. Imunologi dan Teknik Biologi Molekular. Yogyakarta:
                      Nuha  Medika.Hal.112-113

[10] Dewi, Prima dan Hasdianah. 2014. Imunologi dan Teknik Biologi Molekular. Yogyakarta:
                      Nuha  Medika.Hal.113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembahasan road to SBMPTN 2019!

Mau tau apa isi blog sebelumnya? silahkan klik  https://khumairahmela.blogspot.com/2018/10/siap-sbmptn-2018.html   PEMBAHASAN 1.  ...

"People With Passion Can Change The World"! Steve Jobs Said ( Co-Founder Apple )