MAKALAH
GIZI DAN KESEHATAN
“PENERAPAN ILMU GIZI”
OLEH:
SITI KHUMAIRAH F.
(20500115046)
(20500115046)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan Ilmu Gizi”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi Pengertian Penerapan Ilmu Gizi dan bagaimana
cara penerapan ilmu gizi serta contoh konkretnya yang telah dilakukan di
Indonesia.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt.
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
Samata-Gowa,
06 Mei 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penerapan Ilmu Gizi
B. Penerapan
Ilmu Gizi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu
gizi Menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah “The nutrition sciences are the most
interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa
ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Dan oleh Soekirman,
(2000), Ilmu Gizi diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat
nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang
timbul bila terdapat kekurangan-kelebihan zat gizi. Dalam ilmu gizi
terapan, Gizi diartikan sebagai segala sesuatu tentang makanan dan
hubungannya dengan kesehatan. Setiap makanan mengandung unsur-unsur gizi (zat
gizi).
Bagi
manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan
adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan
dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan
fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih
sering atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.
Dari
perkembangan
ilmu gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar
Negeri, sangat penting jika tidak hanya mempelajari mengenai ilmu gizi semata,
tetapi bagaimana menerapkannya dalam kehidupan seperti makanan serta mengenai
makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu
makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan meliputi
Vitamin, Mineral, Asam amino, Asam lemak dan sejumlah Karbohidart
sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis
oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini
dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat,
(2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air.
B. Rumusan Masalah
A. Apa
yang dimaksud dengan penerapan ilmu gizi?
B. Bagaimana
penerapan ilmu gizi?
C. Tujuan
A. Untuk
mengetahui pengertian penerapan ilmu gizi.
B. Untuk
mengetahui penerapan ilmu gizi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penerapan Ilmu Gizi
Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal sebagai usaha
perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat
khususnya golongan rawan (Bumil, Busui, balita dan usia lanjut), dimana
golongan rawan ini masuk dalam golongan siklus hidup manusia. Pada pendidikan
gizi selalu diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat ke arah yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu gizi yaitu perubahan
pengetahuan gizi, sikap dan perilaku makan, serta keterampilan dalam mengelola
makanan secara baik dan benar.
Penerapannya dalam pelayanan kesehatan (red: Pelayanan Gizi
) Keluarga ini harus tetap memberikan penekanan pada golongan rawan, namun
idealnya penerapannya harus didasarkan pada pelayanan gizi daur kehidupan (red:
siklus hidup) mulai dari imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita,
Anak Sekolah-Remaja, sampai dengan Dewasa dan Usia Lanjut.
Di Indonesia tak terkecuali Polewali Mandar Propinsi
Sulawesi Barat, penerapan pendidikan gizi pada keluarga dikenal dengan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Kegiatan UPGK tidak terlepas dari 4
permasalahan dan program gizi nasional termasuk juga beberapa program
turunannya yaitu
- Masalah Gizi Buruk dan Kurang dengan program Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk dan Kurang atau lebih dikenal dengan program Gizi Makro. Ditingkat masyarakat lebih dikenal dengan program pemantauan pertumbuhan berat badan balita dan ibu hamil di Posyandu. Dengan Pesan pendidikan : Anak Sehat (Cerdas) Bertambah Umur Bertambah Berat badan
- Masalah Kurang Vitamin A dengan program pencegahan dan penanngulangan kurang vitamin A (KVA). Dimasyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi pada Balita dan ibu Nifas dengan pesan pendidikan : Vitamin A Gratis di posyandu setiap bulan Febrauri dan Agustus untuk mencegah anak dari kebutaan.
- Masalah Kurang Zat Besi dengan program pencegahan dan penanggulangan Anemia Zat Gizi Besi (AGB). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Dengan Pesan Pendidikan : Dapat Tablet Tambah Darah di Pos bersalin bidan untuk mencegah pendarahan ketika persalinan.
- Masalah Kurang Yodium dengan program pencegahan dan penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan penggunaan garam beryodium dan pemberian kapsul yodium. Dengan Pesan Pendidikan : Garam Beryoidum agar Anak Cerdas dan Pandai.
- Program Turunan dari 4 masalah gizi (point 1-4 diatas) yaitu program keluarga sadar gizi, unit konsultasi gizi dan beberapa kegiatan program Pesan-Pesan Gizi Seimbang mulai dari imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia Lanjut.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bawah Ilmu
Kesehatan Keluarga sebagai aplikasi dari Ilmu Kesehatan Masyarakat
pendekatannya adalah pencegahan dan promotif, menjaga induvidu-induvidu yang
sehat dalam keluarga agar tetap sehat, Dalam bidang gizi Penerapan Ilmu
Kesehatan Keluarga dalam bentuk Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, dengan prioritas
pada golongan rawan dalam siklus hidup manusia. Penerapan pendidikan gizi
selalu didasarkan pada 4 masalah gizi utama dan beberapa kegiatan turunannya
dengan sasaran mulai dari embrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita,
Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia Lanjut
B. Penerapan Ilmu Gizi
Selama
ini masih banyak paham di lingkungan masyarakat tentang kesehatan adalah
”sakit”. Ini
tergambarkan pada kebiasaan
yang terjadi seperti ingin sehat harus minum obat sementara orang tersebut
tidak sakit. Masih rendahnya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan
promotif kepada masyarakat, yang didukung oleh upaya penanganan masalah kesehatan
yang sebagian besar tertuju kepada orang sakit, mengakibatkan terwujudnya
kegiatan yang hanya mau menyehatkan orang yang sakit saja, bukan mempertahankan
orang sehat tetap sehat dan lebih produktif. Salah satu upaya untuk menyehatkan
masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan
tentang makanan/gizi yang didasarkan pada makanan khas daerah melalui
pendidikan formal di tingkat dasar (TK dan SD), SMP, dan SMA.
Setiap daerah yang ada di Indonesia
mempunyai berbagai benda peninggalan atau situs tertentu seperti candi,
kuburan, kitab-kitab, istana. Selain itu, juga ada peninggalan-peninggalan
kebiasaan seperti pada prosesi pernikahan, kelahiran, kematian, panen raya,
dll. Lebih menarik lagi adalah kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan dengan
bahan dasar berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan secara lokal dengan proses
pengolahan secara alami. Kondisi seperti itu sering didefinisikan sebagai
budaya.
Banyak
riset yang mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan yang alami dan sehat serta seimbang
dengan aktivitas sehari-hari akan mencegah terjadinya berbagai penyakit baik
infeksi maupun degeneratif. Faham kesehatan seperti ini masih terbatas
diketahui oleh masyarakat yang kadang kala menyatakan bahwa kesehatan hanya
identik dengan sakit. Kesehatan hanya akan berarti ketika sedang sakit dan pada
saat sakit orang hanya berfikir bagaimana mendapatkan obat atau disuntik.
Upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan sekarang ini dapat mencakup 4 (empat) hal yaitu kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Empat jenis pelayanan ini dilaksanakan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai keadaan
kesehatan yang diharapkan, upaya preventif lebih baik daripada upaya kuratif.
Upaya preventif diantaranya melalui pengaturan makanan dan berolahraga yang
teratur serta menjaga kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih
dan sehat.
Saat
ini sangat diperlukan pemahaman tentang pengaturan makanan, agar tidak terjadi
lagi kesalahpahaman yang turun temurun, yaitu menganggap makanan yang sehat itu
adalah yang berharga mahal atau berasal dari bahan makanan yang mahal, seperti
beras yang enak, daging, ayam, sayuran import, buah-buahan import, dll. Paham
ini dapat dibenahi dengan memasyarakatkan kembali makanan khas daerah pada
masyarakat sebagai upaya untuk mengkonsumsi makanan sehat alami.
Untuk mengimplementasikan Penerapan
Ilmu Gizi dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan formal secara
berjenjang baik di tingkat dasar (TK dan SD), SMP maupun SMA. Olehnya sangatlah
dibutuhkan suatu kerja sama yang berkesinambungan antara institusi terkait dan didukung sepenuhnya oleh unsur pimpinan daerah, legislatif, maupun
masyarakat itu sendiri.
Penerapan Ilmu Gizi pada jenjang
pendidikan formal dapat memutus mata rantai penyebab masalah gizi dan
kesehatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya gizi kurang, gizi buruk, gizi
lebih dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti penyakit jantung,
diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll. Adapun masalah-masalah yang dimaksudkan
diantaranya:
1.
Paham
masyarakat tentang makanan yang baik dan bergizi sangat terbatas yang berarti
keluarga belum sadar gizi.
2.
Perlindungan
terhadap konsumen dari produk-produk yang merugikan dan berbahaya, masih sangat
rendah dan sering terabaikan
3.
Menjamurnya
produk-produk makanan yang bermutu rendah dan bahkan merugikan kesehatan.
4.
Menjamurnya
produk-produk luar negeri yang beredar di Indonesia dan telah dinyatakan
berbahaya untuk kesehatan
5.
Banyak
penyakit yang terjadi sebagai akibat dari makanan yang dikonsumsi tidak
memenuhi syarat
6. Adanya keracunan makanan karena
ketidaktahuan masyarakat
7.
Angka
kematian ibu dan bayi yang masih tinggi yang didasari oleh permasalahan
perdarahan sebagai dampak dari anemia
8.
Masalah
Anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil yang menyebabkan perdarahan sebagai
pencetus terjadinya kematian
9. Banyaknya kasus-kasus gizi buruk dan
gizi lebih
10. Masalah kekurangan yodium
Sebagai ilustrasi dalam penerapannya:
1) Pada saat masih PAUD anak sudah belajar tentang mencuci tangan, membiasakan
makan sayur, membiasakan makan ikan, makan tempe/tahu, makan beraneka ragam,
dll; 2) Pada saat SD anak sudah dapat menghindari makanan yang menggunakan
penyedap buatan, pewarna buatan, memilih makanan yang sehat, dll; 3) Pada saat
SMP, anak sudah paham tentang perubahan fisik yang dialaminya terkait dengan
kebutuhan gizi yang lebih banyak; seperti haid untuk wanita, peningkatan
aktivitas untuk pria, dll; 4) Pada saaat SMA, anak sudah lebih memahami tentang
makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, untuk kebugaran,
dll.
Sesungguhnya penerapan Ilmu Gizi dapat
berdampak langsung sekalipun dalam waktu jangka panjang untuk meningkatkan
kualitas Human Development Index (HDI) baik bidang kesehatan, pendidikan maupun
pendapatan. Khusus untuk bidang kesehatan dapat menurunkan kematian ibu, kematian bayi, memperbaiki status gizi dan meningkatkan umur harapan
hidup.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diberikan dari makalah ini sebagai berikut:
1.
Penerapan ilmu gizi adalah suatu proses
mempelajari mengenai ilmu gizi tetapi dan mengaplikasikan atau menggunakan ilmu
gizi dalam kehidupan seperti makanan serta hubungannya dengan kesehatan semakin
jelas yaitu makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan
2.
Untuk
mengimplementasikan Penerapan Ilmu Gizi dapat dilakukan melalui penyuluhan dan
pendidikan formal secara berjenjang baik di tingkat dasar (TK dan SD), SMP
maupun SMA. Olehnya sangatlah dibutuhkan suatu kerja sama yang berkesinambungan
antara institusi terkait dan didukung sepenuhnya oleh unsur pimpinan daerah,
legislatif, maupun masyarakat itu sendiri.
B. Saran
Saran
yang dapat diberikan adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dan tentunya
dapat mengaplikasikannya dalam kehiduan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa isi
dari makalah masih perlu untuk dilengkapi lebih lanjut. Sebaiknya lebih
meningkatkan referensi yang digunakan serta dapat mengobservasi secara langsung
mengenai bagaimana penerapan ilmu gizi di zaman sekarang ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Napus,
Aripasno. 2008. Penerapan Ilmu Gizi
Berbasis Makanan Khas Daerah Pada
Pendidikan Formal. Gorontalo: Indonesian Nutrition Network.
Pendidikan Formal. Gorontalo: Indonesian Nutrition Network.
Keren
BalasHapus