"People With Passion Can Change The World"! Steve Jobs Said ( Co-Founder Apple )

Senin, 08 Oktober 2018

MAKALAH ILMU GIZI - PENERAPAN ILMU GIZI


MAKALAH
GIZI DAN KESEHATAN

“PENERAPAN ILMU GIZI”





OLEH:
                    SITI KHUMAIRAH F.                   
(20500115046)
                                          

 

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan Ilmu Gizi”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Penerapan Ilmu Gizi dan bagaimana cara penerapan ilmu gizi serta contoh konkretnya yang telah dilakukan di Indonesia.  
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt. senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Samata-Gowa, 06 Mei 2018

                                                                                      Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penerapan Ilmu Gizi
B.     Penerapan Ilmu Gizi
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
                 Ilmu gizi Menurut komite Thomas dan Earl (1994)  adalah “The nutrition sciences are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa  ilmu gizi merupakan  ilmu yang melibatkan  berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dan oleh Soekirman, (2000), Ilmu Gizi diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul  bila terdapat kekurangan-kelebihan zat gizi. Dalam ilmu gizi terapan, Gizi diartikan sebagai  segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan. Setiap makanan mengandung unsur-unsur gizi (zat gizi).

                 Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan  adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih  sering  atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.

                 Dari perkembangan ilmu gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar Negeri, sangat penting jika tidak hanya mempelajari mengenai ilmu gizi semata, tetapi bagaimana menerapkannya dalam kehidupan seperti makanan serta mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu  makanan  atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari  makanan meliputi Vitamin, Mineral, Asam amino, Asam lemak  dan sejumlah Karbohidart  sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat, (2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air.

B.     Rumusan Masalah
A.    Apa yang dimaksud dengan penerapan ilmu gizi?
B.     Bagaimana penerapan ilmu gizi?

C.    Tujuan
A.    Untuk mengetahui pengertian penerapan ilmu gizi.
B.     Untuk mengetahui penerapan ilmu gizi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penerapan Ilmu Gizi
Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat khususnya golongan rawan (Bumil, Busui, balita dan usia lanjut), dimana golongan rawan ini masuk dalam golongan siklus hidup manusia. Pada pendidikan gizi  selalu diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan  prinsip-prinsip ilmu gizi  yaitu perubahan  pengetahuan gizi, sikap dan perilaku makan, serta keterampilan dalam mengelola makanan secara baik dan benar.
Penerapannya dalam pelayanan kesehatan (red: Pelayanan Gizi ) Keluarga ini harus tetap memberikan penekanan pada golongan rawan, namun idealnya penerapannya harus didasarkan pada pelayanan gizi daur kehidupan (red: siklus hidup) mulai dari imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai dengan Dewasa dan Usia Lanjut.
Di Indonesia tak terkecuali Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat, penerapan pendidikan gizi pada keluarga dikenal dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Kegiatan UPGK tidak terlepas dari 4 permasalahan dan program gizi nasional termasuk juga beberapa program turunannya yaitu
  1. Masalah Gizi Buruk dan Kurang dengan program Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk dan Kurang atau lebih dikenal dengan program Gizi Makro. Ditingkat masyarakat lebih dikenal dengan program pemantauan pertumbuhan berat badan balita dan ibu hamil di Posyandu. Dengan Pesan pendidikan : Anak Sehat (Cerdas) Bertambah Umur Bertambah Berat badan
  2. Masalah Kurang Vitamin A dengan program pencegahan dan penanngulangan kurang vitamin A (KVA). Dimasyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi pada Balita dan ibu Nifas dengan pesan pendidikan : Vitamin A Gratis di posyandu  setiap bulan Febrauri dan Agustus untuk  mencegah anak dari kebutaan.
  3. Masalah Kurang Zat Besi dengan program pencegahan dan penanggulangan Anemia Zat Gizi Besi (AGB). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Dengan Pesan Pendidikan : Dapat Tablet Tambah Darah di Pos bersalin bidan untuk mencegah pendarahan ketika persalinan.
  4. Masalah Kurang Yodium dengan program pencegahan dan penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan penggunaan garam beryodium dan pemberian kapsul yodium. Dengan Pesan Pendidikan : Garam Beryoidum agar Anak Cerdas dan Pandai.
  5. Program Turunan dari 4 masalah gizi (point 1-4 diatas) yaitu program keluarga sadar gizi, unit konsultasi gizi dan beberapa kegiatan program Pesan-Pesan Gizi Seimbang mulai dari imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia Lanjut.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bawah Ilmu Kesehatan Keluarga sebagai aplikasi dari Ilmu Kesehatan Masyarakat pendekatannya adalah pencegahan dan promotif, menjaga induvidu-induvidu yang sehat  dalam keluarga agar tetap sehat, Dalam bidang gizi Penerapan Ilmu Kesehatan Keluarga dalam bentuk Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, dengan prioritas pada golongan rawan dalam siklus hidup manusia. Penerapan pendidikan gizi selalu didasarkan pada 4 masalah gizi utama dan beberapa kegiatan turunannya dengan sasaran mulai dari embrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia Lanjut
B.     Penerapan Ilmu Gizi
            Selama ini masih banyak paham di lingkungan masyarakat tentang kesehatan adalah ”sakit”. Ini tergambarkan pada kebiasaan yang terjadi seperti ingin sehat harus minum obat sementara orang tersebut tidak sakit. Masih rendahnya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif kepada masyarakat, yang didukung oleh upaya penanganan masalah kesehatan yang sebagian besar tertuju kepada orang sakit, mengakibatkan terwujudnya kegiatan yang hanya mau menyehatkan orang yang sakit saja, bukan mempertahankan orang sehat tetap sehat dan lebih produktif. Salah satu upaya untuk menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan tentang makanan/gizi yang didasarkan pada makanan khas daerah melalui pendidikan formal di tingkat dasar (TK dan SD), SMP, dan SMA.
Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai berbagai benda peninggalan atau situs tertentu seperti candi, kuburan, kitab-kitab, istana. Selain itu, juga ada peninggalan-peninggalan kebiasaan seperti pada prosesi pernikahan, kelahiran, kematian, panen raya, dll. Lebih menarik lagi adalah kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan dengan bahan dasar berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan secara lokal dengan proses pengolahan secara alami. Kondisi seperti itu sering didefinisikan sebagai budaya.
Banyak riset yang mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan yang alami dan sehat serta seimbang dengan aktivitas sehari-hari akan mencegah terjadinya berbagai penyakit baik infeksi maupun degeneratif. Faham kesehatan seperti ini masih terbatas diketahui oleh masyarakat yang kadang kala menyatakan bahwa kesehatan hanya identik dengan sakit. Kesehatan hanya akan berarti ketika sedang sakit dan pada saat sakit orang hanya berfikir bagaimana mendapatkan obat atau disuntik.
Upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan sekarang ini dapat mencakup 4 (empat) hal yaitu kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Empat jenis pelayanan ini dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai keadaan kesehatan yang diharapkan, upaya preventif lebih baik daripada upaya kuratif. Upaya preventif diantaranya melalui pengaturan makanan dan berolahraga yang teratur serta menjaga kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat.
Saat ini sangat diperlukan pemahaman tentang pengaturan makanan, agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman yang turun temurun, yaitu menganggap makanan yang sehat itu adalah yang berharga mahal atau berasal dari bahan makanan yang mahal, seperti beras yang enak, daging, ayam, sayuran import, buah-buahan import, dll. Paham ini dapat dibenahi dengan memasyarakatkan kembali makanan khas daerah pada masyarakat sebagai upaya untuk mengkonsumsi makanan sehat alami.
Untuk mengimplementasikan Penerapan Ilmu Gizi dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan formal secara berjenjang baik di tingkat dasar (TK dan SD), SMP maupun SMA. Olehnya sangatlah dibutuhkan suatu kerja sama yang berkesinambungan antara institusi terkait dan didukung sepenuhnya oleh unsur pimpinan daerah, legislatif, maupun masyarakat itu sendiri.
Penerapan Ilmu Gizi pada jenjang pendidikan formal dapat memutus mata rantai penyebab masalah gizi dan kesehatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya gizi kurang, gizi buruk, gizi lebih dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll. Adapun masalah-masalah yang dimaksudkan diantaranya:
1.      Paham masyarakat tentang makanan yang baik dan bergizi sangat terbatas yang berarti keluarga belum sadar gizi.
2.      Perlindungan terhadap konsumen dari produk-produk yang merugikan dan berbahaya, masih sangat rendah dan sering terabaikan
3.      Menjamurnya produk-produk makanan yang bermutu rendah dan bahkan merugikan kesehatan.
4.      Menjamurnya produk-produk luar negeri yang beredar di Indonesia dan telah dinyatakan berbahaya untuk kesehatan
5.      Banyak penyakit yang terjadi sebagai akibat dari makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi syarat
6.      Adanya keracunan makanan karena ketidaktahuan masyarakat
7.      Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi yang didasari oleh permasalahan perdarahan sebagai dampak dari anemia
8.      Masalah Anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil yang menyebabkan perdarahan sebagai pencetus terjadinya kematian
9.      Banyaknya kasus-kasus gizi buruk dan gizi lebih
10.  Masalah kekurangan yodium

Sebagai ilustrasi dalam penerapannya: 1) Pada saat masih PAUD anak sudah belajar tentang mencuci tangan, membiasakan makan sayur, membiasakan makan ikan, makan tempe/tahu, makan beraneka ragam, dll; 2) Pada saat SD anak sudah dapat menghindari makanan yang menggunakan penyedap buatan, pewarna buatan, memilih makanan yang sehat, dll; 3) Pada saat SMP, anak sudah paham tentang perubahan fisik yang dialaminya terkait dengan kebutuhan gizi yang lebih banyak; seperti haid untuk wanita, peningkatan aktivitas untuk pria, dll; 4) Pada saaat SMA, anak sudah lebih memahami tentang makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, untuk kebugaran, dll.
Sesungguhnya penerapan Ilmu Gizi dapat berdampak langsung sekalipun dalam waktu jangka panjang untuk meningkatkan kualitas Human Development Index (HDI) baik bidang kesehatan, pendidikan maupun pendapatan. Khusus untuk bidang kesehatan dapat menurunkan kematian ibu, kematian bayi, memperbaiki status gizi dan meningkatkan umur harapan hidup.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari makalah ini sebagai berikut:
1.      Penerapan ilmu gizi adalah suatu proses mempelajari mengenai ilmu gizi tetapi dan mengaplikasikan atau menggunakan ilmu gizi dalam kehidupan seperti makanan serta hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu  makanan  atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari  makanan
2.      Untuk mengimplementasikan Penerapan Ilmu Gizi dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan formal secara berjenjang baik di tingkat dasar (TK dan SD), SMP maupun SMA. Olehnya sangatlah dibutuhkan suatu kerja sama yang berkesinambungan antara institusi terkait dan didukung sepenuhnya oleh unsur pimpinan daerah, legislatif, maupun masyarakat itu sendiri.

B.     Saran
                   Saran yang dapat diberikan adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dan tentunya dapat mengaplikasikannya dalam kehiduan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa isi dari makalah masih perlu untuk dilengkapi lebih lanjut. Sebaiknya lebih meningkatkan referensi yang digunakan serta dapat mengobservasi secara langsung mengenai bagaimana penerapan ilmu gizi di zaman sekarang ini.







DAFTAR PUSTAKA
Napus, Aripasno. 2008. Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Pada
       Pendidikan Formal.
Gorontalo: Indonesian Nutrition Network.




1 komentar:

Pembahasan road to SBMPTN 2019!

Mau tau apa isi blog sebelumnya? silahkan klik  https://khumairahmela.blogspot.com/2018/10/siap-sbmptn-2018.html   PEMBAHASAN 1.  ...

"People With Passion Can Change The World"! Steve Jobs Said ( Co-Founder Apple )