LAPORAN
LENGKAP
EKOLOGI
HEWAN
“HUBUNGAN
ANTARA PRODUSEN DAN KONSUMEN DALAM SIKLUS KARBON”
OLEH:
NAMA : SITI KHUMAIRAH F.
NIM : 20500115049
GOLONGAN : B
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karbon
merupakan unsur penyusunan semua senyawa organic, dan salah satu zat yang
sangat penting atau diperlukan makhluk hidup. Selain oksigen, air dan nitrogen.
Siklus karbon terjadi berbarengan dengan pergerakan energi, karbohidrat
dihasilkan selama fotosintesis dan CO2 ke atmosfer.
Hubungan
antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon mutlak
diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan
terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor yang mempengaruhinya. Untuk
membatasinya, maka pengamat dapat dilakukan pada lingkungan tertutup seperti
bejana yang tertutup rapat. Dan salah satu cara untuk melihat hubungan produsen
dan konsumen dengan uji brontimol biru.
Berdasarkan uraian tersebut dilakukan
prcobaan agar kita dapat mengetahui hubungan antara produsen dan konsumen dalam
ekosistem perairan.
B.
Tujuan
Tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui hubungan antara produsen dan
konsumen didalam siklus karbon pada ekosistem perairan.
C.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Jum’at, 24 November 2017
Waktu : Pukul 15.00 – 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Daur
Karbon
Karbon
merupakan unsur yang sangat langka dalam sector bumi yang tak hidup, tetapi
didalam benda hidup terdapat 18%. Kemampuan saling mengikat pada atom-atom
karbon merupakan dasar untuk keragaman molecular dan ukuran molecular dan tanpa
ini kehidupan tidak dapat ada. Selain pada bahan organic, karbon ditemukan
sebagai gas karbon dioksida dan sebagai batuan karbonat (batu kapur, koral).
Autotrof itulah terutama tumbuhan hijau yang menangkap karbondioksida dan
mereduksinya menjadi senyawa organic: karbohidrat, protein dan lain-lain.
Produsen darat mendapat karbondioksida dari atmosfer dan produsen air
memanfaatkan karbondioksida yang terlarut (sebagai karbonat, HCO3)
dalam air (Kimball 1983, 981).
Pada
setiap tingkatan tropic dalam suatu jaringan makanan, karbon kembali ke
atmosfer atau sebagai hasil respirasi. Tumbuhan, herbivore dan karnivora
berespirasi dan dnegan demikian membebaskan karbondioksida. Sebagian besar
bahan organic pada setiap tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkatan
trofik yang lebih tinggi tetapi malahan berlaku ke tigkatan trofik “akhir”,
yaitu organisme pengurai. Hal ini terjadi karena tumbuhan dan hewan atau
bagian-bagian mati (misalnya, daun di musim gugur). Bakteri dan fungi mempunyai
fungsi yang benar-benar penting sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa
yang tidak lagi berguna sebagai makanan bagi tingkatan trofk lainnya (Kimball
1983, 981).
B.
Fotosintesis
Manusia
dan hewan mendapatkan makanann dalam bentuk yang sudah jadi yaitu terdiri dari
zat-zat organic yang berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewani. Pada manusia
dan herbivore, mendapatkan makanannya dari tumbuhan sedangkan hewan karnivor mendapatkan
makanannya yang sudah jadi dari herbivore yang memakan tumbuhan. Disini,
terlihat bahwa tidak satpun makhluk hidup ini yang tidak bergantung pada
tumbuhan. Dalam hal ini tumbuhan ini benar-benar merupakan produsen sejati
sedangkan manusia dan hewan itu pada dasarnya hanyalah sebagai konsumen.
Tumbuh-tumbuhan memakan zat-zat anorganik yang dijadikannya dari atmosfer dan
dari dalam biji bumi, dijadikannya zat-zat organikdengan bantuan sinar matahari
dalam proses fotosintesis pada awalnya dihasilkannya glukosa, kemudian ada
karbohidrat, protein, vitamin-vitamin dan lainnya. Seperti pohon pisang yang
muda, banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh kehidupan (Zoe’ran 1992,
43).
C.
Peningkatan
Kadar CO2
Di
atmosfer, konsentrasi CO2 mencapai 0,03% volume atmosfer. Namun
aktivitas manusia telah meningkatkan cadangan O2 dalam atmosfer
hingga 15% lebih tinggi sejak lebih 100 tahun terakhir perjalanan planet bumi,
dan konsentrasinya diramalkan akan terus meningkat pada waktu mendatang. Sumber
utama peningkatan kadar CO2 dilingkngan adalah pembakaran bahan
bakar fosil lambat laut akan melepaskan karbon yang terikat dala fosil dan
perubahan menjadi CO2, yang berada di atmosfer (Akhadi 2013,
299-300).
Pada ekosistem dengan komunitas
tumbuhannya sempurna dan keanekaragaman spesies tumbuhannya tinggi, maka
produksi karbondioksida baik oleh adanya aktivitas organisme pengurai, proses
respirasi, maupun penggunaan bahn bakaar fosil akan diimbangi oleh proses
pengikatan/fiksasi karondioksida oleh tumbuhan.
Hal ini menyebabkan ekosistem hutan hujan tropis memiliki kemampuan yang
lebih besar dalam mereduksi pencernaan udara, khususnya yang disebabkan gas
karbon di udara. Oleh karena itu, keberadaan ekosistem hutan memiliki peranan
penting dalam mebngurangi gas karbon dioksida dalam proses fotosintesis oleh
komunitas tumbuhan hutan
(Indriyanto 2010, 43).
(Indriyanto 2010, 43).
Proses pembakaran yang membutuhkan
oksigen dan emisi sisa pembakaran dalam bentuk CO2 memunculkan dua
fenomena dilingkungan, yaitu penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar O2
dalam atmosfer. Penipisan kadar oksigen dalam atomosfer merupakan ancaman yang
cukup mengkhawatirkan. Berbagai jenis penilitian menunjukkan bahwa kadar
oksigen telah mengalami penurunan yang signifikan baik suara kualitas, Jika
dikaitkan dengan udara, semakin tinggi kadar polutannya akan semakin rendah
kadar oksigennya (Akhadi 2013, 301).
D.
Siklus
Karbon di Samudera
Siklus
mempnyai peranan yang sangat penting dalam mengurangi pemanansan global atau
peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Total jumlah karbon di air
diperkirakan 50 kali lebih besa dibandingkan jumlah karbon yang ada di atmosfer
dan pertukaran karbon laut dari atmosfer terjadi dalam skala waktu beberapa
ratus tahun. Air laut memberikan sebuah kesempatan yang besar untuk
mengembangkan CO2 antropogenik hal ini disebabkan karena CO2
mempunyai daya larut yang tinggi, disamping tu CO2 mempunyai juga
kemampuan memisahkan diri dari dalam ion-ion dan berinteraksi dengan unsur
pokok air laut (Afdal 2007, 3).
E.
Pentingnya
Siklus Karbon
Karbon
adalah unsur yang ditemukan disemua zat hidup dan juga banyak bahan anorganik
intan dan batu bara hampir murni karbon, namun dengan struktur arbon berbeda.
Karbon adalah elemen kunci untuk kehidupan, menyusun hampir setengah dari masa kering
tanaman bumi (yaitu masa saat semua air dilepaskan). Siklus karbon adalah
pertukaran karbon diantara tiga waduk atau tempat penyimpanan daratan. Jumlah
karbon diwaduk sangat besar sehingga dinyatakan dalam gigaton metrik ton (1
metrik ton sama dengan 10.000 atau 2.200 pon). Atfosfer adalah kolam terkecil
yang secara aktif bersepeda karbon, yaitu karbon yang berada di waduk kurang
dari seribu tahun atau lebih (William 2000, 9).
f. Konsep Dasar
Sounding CO2 dengan Satelit
“Sounding”
merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan parameter profil vertical
temperature atmosfer, kelembaban maupun lainnya, sebagai fungsi dari ketinggan
atau tekanan atmosfer. Teknanan sounding termasuk juga menentukan kandungan
tota uap air, total ozon, ketinggian awan, volume awan, temperature permukaan
dan lan-lain. Tekanan sounding dapat digunakan juga untuk melakukan pengukuran
jarak jauh yang selektif, biasanya dilakukan untuk radiasi inframerah maupun
radiasi pada daerah panjang gelombang mikro pada spectrum elektromagnetik
(Ambairasi dan Tedjasukmana 2011, 31).
(Ambairasi dan Tedjasukmana 2011, 31).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut:
a.
Botol You C1000 8 buah
b.
Baskom 1
buah
c.
Batang Pengaduk 1 buah
d.
Corong 1
buah
e.
Gunting 1
buah
f.
Karet gelang secukupnya
g.
Laminar Flow 1
unit
h.
Pipet tetes 1
buah
i.
Universal indicator of PH 8
buah
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum ini sebagai berikut:
a.
Air secukupnya
b.
Hydrilla
verticillata secukupnnya
c.
Label kertas secukupnya
d.
Larutan brontimol biru secukupnya
e.
Plastik bening secukupnya
f.
Siput air (Sulcospira testudinaria)
secukupnya
B.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Menyiapkan
2 seri percobaan A dan B yang masing-masing terdiri atas 4 botol
2. Memberikan
label pada setiap perlakuan dengan kode A1, A2, A3 dan A4 serta B1, B2, B3 dan
B4.
3. Mengisi
setiap botol dengan air secukupnya, mengukur Ph air dan mencatat pada tabel
pengamatan
4. enambahkan
larutan Brontimol Biru (BtB) sebanyak 2-5 tetes kedalam setiap botol perlakuan
kemudian mengocoknya.
5. Memasukkan
Hydrilla verticillata kedalam botol A1 dan B1, siput ke dalam botol A2 dan B2,
siput dan Hydrilla verticillata kedalam botol A3 dan B3 sedangkan botol A4 dan
B4 sebagai control.
6. Menutup
semua botol perlakuan tersebut secara rapat dengan menggunakan plastic bening
dan mengikatnya dengan menggunakan karet gelang, agar tidak terdapat gelembung.
7. Menempatkan
botol A1, A2, A3 dan A4 ditempat yang terang yaitu didalam laminar flow dan
botol B1, B2 B3 dan B4 menempatkannya di tempat gelap.
8. Mengamati
percobaan tersebut dengan interval waktu setiap 24 jam sekali dalam 3 hari,
kemudian mencatat perubahan warna dan
keadaan organismenya. Kemudian hari ketiga menukarkannya pada tempat yang sama
yaitu A1, A2, A3 dan A4 ditempat gelap sedangkan boto B1. B2, B3 dan B4
ditempat terang.
9. Mengamati
kembali pada hari berikutnya dengan interval waktu 24 jam selama 2 hari dan
menatat perubahan warna air dan keadaan organisme Ph air pada hari terakhir.
10. Membat
data hasil pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan yang didapatkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini sebagai berikut:
Perlakuan
|
tempat
terang
|
PH
|
tempat
gelap
|
PH
|
||||||
Warna
(hari)
|
Warna
(hari)
|
|||||||||
I
|
II
|
III
|
awal
|
akhir
|
I
|
II
|
III
|
awal
|
Akhir
|
|
1. Hydrilla
verticillata
|
+++
|
+
|
+
|
8
|
7
|
+
|
-
|
-
|
7
|
6
|
2.
Siput
|
+++
|
-
|
++
|
8
|
5
|
++
|
+
|
+
|
5
|
7
|
3.
Hydrylla + siput
|
+++
|
-
|
-
|
8
|
6
|
-
|
-
|
-
|
6
|
5
|
4.
Kontrol
|
+++
|
+++
|
+++
|
8
|
7
|
+++
|
+++
|
+++
|
7
|
7
|
Tabel
4.1 : Percobaan I kelompok A (terang ) kelompok B (gelap)
Perlakuan
|
tempat
terang
|
PH
|
tempat
gelap
|
PH
|
||||||
Warna
(hari)
|
Warna
(hari)
|
|||||||||
I
|
II
|
III
|
awal
|
akhir
|
I
|
II
|
III
|
awal
|
Akhir
|
|
1. Hydrilla
verticillata
|
+++
|
++
|
+
|
8
|
6
|
+
|
+
|
-
|
6
|
6
|
2.
Siput
|
+++
|
+
|
++
|
8
|
6
|
++
|
++
|
++
|
6
|
6
|
3.
Hydrylla + siput
|
+++
|
+
|
-
|
8
|
6
|
-
|
-
|
-
|
6
|
7
|
4.
Kontrol
|
+++
|
+++
|
+++
|
8
|
7
|
+++
|
+++
|
+++
|
7
|
7
|
Tabel
4.2 : Percobaan II kelompok B (terang ) kelompok A (gelap)
Keterangan:
+ : Biru muda - :
Bening kebiruan
++ : Biru -
- : Bening
+++ : Biru sekali - - - :
Bening sekali
2.
Pembahasan
Pembahsan
pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Teori
Menurut
Fatmawati Nur (2013, 140), siklus karbon sangat menyerupai arus energi dalam
memasuki rantai pakan melalui proses fotosintesis. Semua karbon memasuki
organisme melalui daun-daunan hijau dan kembali ke udara melalui respirasi
hingga merupakan siklus yang lengkap.
Diantara
sumber-sumber karbon ada yang tersedia tidak dalam bentuk organic terikat,
tetapi sebagai senyawa anorganik karbonat (CO3). Proses ini misalnya
terjadi pada ekosistem laut dalam pembuatan kulit kerang satwa laut seperti
kerang dan tiram.
2. Hasil
praktikum
a. Botol
A1 (Siput)
Percobaan
yang dilakukan dengan memasukkan siput dan ditempatkan pada tempat yang terang
kemudian pada hari ketiga akan ditempatkan ditempat yang gelap. Hari pertama
hingga hari elima perubahan warna airnya yang biru sekali, biru muda, biru
muda, biru muda, bening kebiruan dan bening kebiruan. Perubahan PH ditempat
terang yang awalnya 8 menjadi 7 dan ditempat gelap yang awalnya 7 menjadi 6.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa peningkatan suhu akibat
semakin meningkatnya intensitas cahaya akan mengakibatkan berkurangnya oksigen
dan mempercepat laju reaksi, sehingga air pada botol menjadi asam. Hal ini
membuat sipu mati pada hari ketiga karena adanya keterbatasan oksigen karena
dimana oksigen diikat oleh air.
b. Botol
A2 (Hydrilla verticillata + siput )
Pengamatan
yang dilakukan botol ditempatkan ditempat terang dan setelah hari ketiga
ditempatkan gelap. Warna pada hari pertama adalah biru sekali dan pada hari
kedua hingga hari kelima adalah berubah menjadi bening kebiruan. PH ditempat
terang adalah 8 dan berubah menjadi 7. Sedangkan ditempat gelap PHnya 7.
Pengamatan
ditempat terang sesuai teori yang mengatakan keseimbangan ekosistem perairan
ditentukan anatara produksi oksigen melalui fotosintesis dan konsumsi O2
oleh siput dengan respirasi sehingga PH air menjadi netral. Sedangkan ditempat
gelap juga telah sesuai dengan teori, yaitu tidak ada cahaya mengakibatka hanya
terjadi konsumsi oksigen oleh organisme yang ada pada botol, sehingga CO2
meningkat dan PH menjadi asam.
c. Botol
A3 (Hydrilla verticillata)
Percobaan
ditempat terang selama 3 hari dan ditukar ketempat gelap. Selama ditempat
terang diperoleh PH awal air 8 dan PH akhir 7 dengan warna air dari biru sekali
menjadi biru muda. Kemudian ditempat gelap selama 2 hari dan diperoleh PH awal
7 dan Ph akhir 6 dengan perubahan warna dari biru muda menjadi bening kebiruan.
Percobaan
ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwwa Hydrilla dapat menggunakan CO2 dan bikarbonat diperairan
untuk fotosintesis dengan bantuan enzim anhidrase sehingga harusnya air menjadi
basa karena CO2 berkurang dan O2 meningkat. Hal ini bisa
dikarenakan adanya fitoplankton yang menggunakan oksigen tersebut sehingga PH
air menjadi normal.
d. Botol
A4 (kontrol)
Pengamatan
yang dilakukan pada tempat terang diperoleh air tetap berwarna biru sekali dan
PH dari 8 menjadi 7. Sedangkan setelah dipindahkan ditempat gelap air tetap
berwarna biru sekali dan PHnya tetap 7. Hal ini sesuai dengan teori karena
tidak ada organisme yang dimasukkan sehingga
tidak ada proses yang terjadi dan tidak terjadi perubahan warna.
e. Botol
B1 (Siput)
Pengama
taan ditempat terang terjadi perubahan warna dari hari pertama hingga ketiga
yaitu biru sekali, biru dan bening kebiruan. Sedangkan ditempat gelap warnanya
tetap berwarna biru. Untuk PH terjadi ditempat terang yaitu dari 8 menjadi 6
sedangkan ditempat gelap tetap 6.
Percobaan ditempat gelap telah sesuai
dengan teori yaitu hanya terjadi proses respirasi yang menghasilkan CO2
sehingga PH asam atau mengalami penurunan. Sedangkan pengamatan ditempat terang
tidak sesuai dengan teori karena seharusnya laju respirasi semakin cepat akibat
adanya peningkatan intensitas cahaya yang mengakibatkan berkurangnya oksigen.
hal ini dapat dipengaruhi karena ada mikroorganisme yang melakukan respirasi
dan menurunnya kondisi siput.
f. Botol
B2 (Hydrilla + siput )
Pengamatan
ditempat etrang terjadi perubahan warna dimana hari pertama biru sekali, hari
kedua biru muda dan hari ketiga bening kebiruan. Untuk PH dari 8 menjadi 6 dan
di tempat terang warna tetap bening sekali, untuk PH dari 6 menjadi 7.
Pengamatan ini telah sesuai dengan
teori dimana tempat gelap hanya terjadi konsumsi oksigen oleh organisme yang
ada pada botol karena tidak ada cahaya sehingga CO2 eningkat dan PH
air menurun. Sedangkan pada tempat terang terjadi keseimbangan ekosistem
perairan yang ditentukan antara produksi oksigen melalui fotosintesis dan
konsumsi O2 oleh siput dengan respirasi sehingga PH air menjadi
netral.
g. Botol
B3 (Hydrilla)
Pengamatan
yang dilakukan ditempat gelap selama 3 hari berturut-turut biru sekali, biru
dan biru muda serta PH dari 8 menjadi 8. Sedangkan untuk tempat terang warna
hari pertama dan kedua adalah biru muda dan hari ketiga menjadi bening
kebiruan. Untuk Ph air tetap, yaitu 6.
Percobaan tidak sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa Hydrilla verticillata dapat menggunakan CO2 da
karbohidrat diperariran utnuk fotosintesis dengan enzim anhidrase, sehingga air
pada botol seharusnya menjadi basa karena CO2 berkurang dan O2
meningkat. Hal ini terjadi karena ada kemungkinan mikroorganisme yang
menggunakan oksigen untuk respirai sehingga PH air dalam botol menjadi netral
bahkan cenderung menjadi asam.
h. Botol
B4 (kontrol)
Pengamatan
yang dilakukan baik ditempat terang maupun tempat gelap warna tetap biru sekali
dan untuk PH berubah dari 8 menjadi 7. hal ini sesuai dengan teori karena tidak
ada mikroorganisme maka proses dan warna air tidak berubah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
pada praktikum ini adalah hubungan anatar produsen dan konsumen dalam siklus
karbon mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya.
Produsen mendapatkan karbon dalam bentuk CO2 dari atmosfer melalui
stromata yang melalui fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Konsumen
mengkonsumsi karbohidrat sebagai sumber karbon dan membutuhkan O2
untuk melakukan respirasi dengan melepaskan CO2 sebagai hasil
metabolisme.
B. Saran
Saran
dari Praktikum ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya
praktikan berhati-hati saat menutup botol dengan plastic dan memastikan tidak
adanya gelembung
2. Sebaiknya
asisten mengarahkan cara ataupun berapa jumlah minimum dan maksimum brontimol
biru yang diteteskan.
3. Sebaiknya
phak laboratorium menyediakan tempat tas.
DAFTAR REFERENSI
Akhadi,
Mukhlis. 2013. Ekologi Energi ( Mengenai
Dampak Lingkungan dalam
Pemanfaatan Sumber-sumber Energi). Yogyakarta:Graha Ilmu.
Pemanfaatan Sumber-sumber Energi). Yogyakarta:Graha Ilmu.
Afdal,
2007. Siklus Karbon Dioksida di Atmosfer
dan Samudera. Vol. XXII No.
2. Jakarta UPI.
2. Jakarta UPI.
Ambasari,
Novita dan Bambang S. Tedjasukmana. 2011. Kajian
Perkembangan
Teknologi Sounding untuk Mengukur Konsentrasi CO2 di Atmosfer. Vol. 12.
Jakarta: Berita Dirgarania.
Teknologi Sounding untuk Mengukur Konsentrasi CO2 di Atmosfer. Vol. 12.
Jakarta: Berita Dirgarania.
Indriyanto.
2010. Ekologi Hutan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kimball,
John. 1983. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
William,
Jetrey. 2000. Soll Respiration and the
Global Carbon Cycle. Vol. 48
No.1. USA: DUKE University.
No.1. USA: DUKE University.
Zoera’ani.
1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan
Organisasi Ekosistem Komunitas
dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Keren mbak mela ... Hehheheh
BalasHapusSelamat atas peresmian blog barunya cinteee. Proud of you baby 💕
BalasHapus